Hadist tentang sifat dan prilaku
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................. i
DAFTAR ISI
........................................................................................ 3
RANGKUMAN …………........................................................................ 4
Niat dan Motivasi Beramal
…………………………………………………… 4
Menjauhi Perbuata Riya’ …………………………………………………..….. 5
Cinta Sesama Muslim Sebagian dari Iman
........................................ 6
Ciri Seorang Muslim tidak
Mengganggu Orang Lain …………………. 3
Realisasi Iman kepada Tamu Tetangga dan bertutur kata …………. 4
Dosa Besar dan Dosa Kecil
………………………………………………….. 7
Tujuh
Macam Dosa Besar ……………………………………………………… 8
Realisasi
kejujuran dan Kebaikan …………………………………………. 10
Hadits
tentang Buruk Sangka ………………………………………………. 11
Larangan Berduaan Tanpa
Mahram ..……………………….………………. 12
Sopan Santun dan Duduk di
jalan ……………………………………………. 18
Menyebar Luaskan Salam
………………………………………………………. 19
Persaudaran Sesama Muslim
………………………………………………….. 20
Memelihara Silaturrahim
……………………………………………………….. 21
II
RANGKUMAN
Niat
dan motivasi beramal
وعن امير المؤ منين ابي حفص عمر بن الحطاب
بن نفيل بن عبد العزى بن رباح بن عبد الله بن قرط بن رزاح بن عدى بن كعب بن لؤى
ابن غالب القرشي العدوي رضي الله عنه قال سمعت رسول الله عليه وسلم يقول
"انما الاعمال بالنيات ,وانما لكل امرئ مانوى. فمن كانت هجرته الى الله
ورسوله فهجرته الى الله ورسوله, ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها اوامراة ينكحها
فهجرته الى ما هاجر اليه".(متفق عليه)
Artinya:
Dari
Amirul Mukminin Abi Hafsh Umar bin Khattab bin Nufail bin Abd al-Uzza bin Riyah
bin Abdillah bin Qurth bin Razah bin al-Adawiy r.a , berkata: aku telah
mendengar Rasulullah saw., brsabda segala amal perbuatan tergantung pada niat , dan bagi
setiap orang apa yang dia niatkan maka siapa yang hijrah menuju (ridha) Allah
dan Rasulnya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan rasuln-Nya, barang siapa yang
hijrah karena dunia (harta atau
kemegahan dunia ) yang akan didapatkannya atau karena seorang wanita yang akan
dinikahinya, maka hijrahnya itu kea rah yang ditujunya” (HR. Bukhori dan Muslim)
Sebab
wurud hadits, Diriwayatkan olehThabrani dalam al-Mu’jam al-kabirnya dengan
rangkaian perawi yang tsiqah (dapat dipercaya) dari Ibnu Mas’ud ia
berkata: “diantara kami ada seorang lelaki yang melamar perempuan bernama Ummu
Qais, namun perempuan itu menolaknya kecuali lelaki itu berhijrah bersama
Rasulullah ke madinah. Kemudian lelaki itu berhijrah, lalu menikahi Ummu Qais.
Maka,kamipun menjulukinya Muhajiru Ummu Qais (orang yang berhijrah karena Ummu
Qais)
Penjelasan hadits
Dalam hadits diatas, Rasulullah saw.
Menjelaskan bahwa niat merupakan sesuatu yang penting dalam setiap prilaku
(ibadah), dengan niatlah setiap ibadah akan bernilai atau tidak apabila
seseorang melakukan sesuatu ibadah dengan ikhlas maka ibadahnya sah, sedangkan
apabila niat tidak ikhlas (karena mengharap dunia atau lainnya) maka ibadahnya
itu untuk apa yang di niatkannya itu, Allah berfirman dalam surat al-bayyinah
ayat 5 :
وما امروا الا ليعبد الله مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلاة
ويؤتوا الزكاة وذالك دين القيمة
Artinya: ’’padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurikan ketaatn kepadan-Nya dalam (menjalankan)
agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat dan
demikian itu agama yang lurus’’.
Di lihat dari segi fungsinya niat itu memiliki beberapa
fungsi:
1. Niat
sebagai syarat sah ibadah, Niat menjadi salah satu rukun dari ibadah seperti
shalat, haji, puasa. Oleh karena itu tidak sah ibadah-ibadah tersebut apabila
tidak disertai niat.
2. Niat
merupakan pembeda antara ibadah dengan adat. Sebagai contoh mandi dapat
dilakukan untuk menghilangkan hadats, tetapi mandi juga dapat dilakukan sebagai
kebiasaan (adat).
3. Niat
merupakan pembeda tingkatan-tingkatan ibadah. Misalnya seseorang yang
mengeluarkan uang sebesar seratus ribu rupiah untuk zakat mal.Dalam waktu yang
sama dia pun mengeluarkan uang seratus ribu rupiah untuk pembangunan masjid.
Dalam hal ini zakat mal hukumnya wajib sedangkan sumbangan untuk masjid dinilai
sebagai shadaqah yang hukumnya sunnah padahal nilai uangnya sama, tetapi
niatnya berbeda maka hukumnya pun berbeda.
MEENJAUHI PERBUATAN RIYA’/SYIRIK KECIL
A. وعن محمود بن لبيد رضي الله عنه قال: قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: ان اخوف ما اخاف عليكم الشرك الاصغر الرياء. (احرخه احمد با سناد جسن)
Artinya:
dari Mahmud bin lubaid r.a., ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda:
“sesungguhnya sesuatu yang sangat aku takutkan (terjadi) atas kalian adalah
syirik kecil, (yaitu) riya’.” (HR Ahmad dengan sanad yang hasan)
B. Penjelasn
(syarah hadis)
Rasulullah saw. Sangat menghawatirkan terjadinya riya’ bagi ummatnya,
karena hal itu merupakan penyakit paling buruk dalam ‘ubudiyah (masalah
ibadah). Seorang muslim yang beraqidah tauhid harus terbebas dari semua
penyakit kemusyrika yang tersembunyi yaitu riya’. Setiap muslim hendaknya
mengupayakan agar dirinya senantiasa beramal dengan ikhlas mengharap ridha
Allah swt.
CINTA SESAMA MUSLIM SEBAGIAN DARI IMAN
Dalam islam mencintai sesame muslim
merupakan sebagian dari iman, oleh karena itu iman itu tidak hanya meyakini
adanya tuhan. Jika ada muslim mengaku beriman namun tidak mencintai sesama
muslim, maka tidak sempurna imannya. Sebagaimana nabi bersabda :
حدثنا مسدد قال حدثنا يحي عن شعبه عن قتاده عن انس رضي الله عنه عن
النبي صلى الله عليه وسلم قال : لا يؤمن احدكم حتى يحب لاخيه ما يحب لنفسه (رواه
البخاري ومسلم والنسائ)
Artinya:
“ Musaddad telah menceritakan kepada kami, ia berkata bahwa yahya telah
menceritakan kepada kami dari syu’bah dari Qatadah dari Anas r.a bekata bahwa
Nabi saw. Telah bersabda “tidaklah termasuk beriman diantara kamu sehingga
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (H.R.
Bukhori,Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)
Penjelasannya:
Iman dan amal shaleh ibarat dua sisi dari sekeping mata uang. Meskipun konsep
iman itu bersifat abstrak, tapi amal shaleh yang lahir dari seseorang merupakan
pantulan dari keimanan tersebut. Itulah sebabnya sehingga sejumlah ayat dalam
al-Qur’an selalu menyandingkan iman dengan amal shaleh.
Hadis diatas menegaskan bahwa diantara
kesempurnaan iman seseorang adalah mencintai sesamanya seperti mencintai
dirinya sendiri. Kecintaan yang dimaksud disini termasuk didalam rasa bahagia
jika melihat sesama muslim mendapat kebaikan yang ia senangi, dan tidak senang
jika sesamanya muslim mendapat kesulitan dan musibahyang ia sendiri
membencinya.
CIRI SEORANG MUSLIM TIDAK MENGGANGGU
ORANG LAIN
Sebagai seorang muslim dalam tingkat
keimanan memiliki ciri-ciri yang dapat diketahui seberapa tingginya keimanan
seseorang tersebut. Sebagaimana Nabi bersabda
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : المسلم من سلم المسلمون من لسا نه ويده والمها جر من هاجر ما نهى الله عنه
(رواه البخاري وابو داود والنسائ)
Artinya:
“dari Abdullah bin Umar r.a, berkata: bersabda Rasulullah saw. Yang dimaksud
orang beriman adalah orang yang orang-orang lainnya selamat dari gangguan lidah
dan tangannya, sedangkan yang disebut orang hijrah adalah orang yang
meninggalkan semua larangan Allah”
Hadis diatas
tampak singkat tetapi berisi pesan moral yang sangat sarat dengan makna. Inti
pesan dalam hadis tersebut ada dua, membangun hubungan antara manusia ( hablum
minan naa) yang harmonis, dan membina aktivitas dalam bingkai ketaatan kepada
Allah (hablum minallah).
Pesan
pertama yang terkandung dalam hadis ini
adalah memberi motivasi agar umat Islam senantiasa berlaku baik terhadap sesama
muslim dan tidak menyakitinya baik secara fisik maupun hati. Mengingat
pentingnya hubungan baik dengan sesama muslim, maka Rasulullah saw
menjadikannya sebagai ciri tingkat keislaman seseorang.
REALISASI IMAN
DALAM MENGHADAPI TAMU, TETANGGA, DAN BERTUTUR KATA
عن ابى هريره عن
النبي صلى الله عليه وسلم. قال : من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فاليكرم ضيفه ومن
كان يؤمن بالله واليوم الاحر فليحسن الى جره ومن كان يؤمن بالله واليوم لاخر
فاليقل خير او ليصمت (اخرجه البخارى ومسلم وابن ماجه)
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a dia berkata;
Rasulullah saw bersabda:” siapa yang beriman kepada Allah dan hari ahir, maka
hendaklah dia menghormati tamunya, dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya dan siapa yang beriman
kepada allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata kata baik atau hendaklah dai
diam ( HR. Bukhori Muslim dan Ibnu Majah).
Penjelasan atau sarah hadits:
Hadits diatas menyebutkan tiga
diantara sekian banyak ciri dan sekaligus konsekuensi dari pangkuan keimanan
seseorang kepada Allah swt. Dan hari akhirat. Ketiga ciri yang dimaksud adalah.
Memuliakan tamu, menghormati tetangga, dan berbicara baik atau diam. Demikian
pula, ciri ciri orang beriman diatas bahwa yang tidak memenuhi hal itu diklaim
sebagai orang yang keluar dari keimanannya.
Yang dimaksud memuliakan tamu adalah
memperbaiki pelayanan terhadap mereka sebaik mungkin. Pelayanan yang baik tentu
saja dilakukan berdasarkan kemampuan dan tidak memaksakan diluar kemampuan.
Sebaliknya, seorang yang bertamu juga haarus senantiasa memperlihatkan sikap
koperatif dan akhlak yang baik sehingga orang yang menerimanya merasa senang
melayaninya, adapun etika bertamu yang harus diperhatikan antara lain:
- Masuk ke rumah orang lain atau tempat
perjamuan harus memberi salam, atau memberi hormat menurut adat dan tata cara
masing masing
- Masuk ke rumah melalui pintu depan, dan
diperjamuan melalui pintu gerbang.
- Ikut berpartisipasi dalam acara yang
diadakan dalam suatu perjamuan, selama kegiatan itu tidak bertentangan dengan
ajaran islam.
- Duduk setelah dipersilahkan, kecuali dirumah
sahabat karib atau keluarga.
- Duduk dengan sopan.
Diantara akhlak terpenting kepada tetangga
adalah
- Menyampaikan ucapan selamat ketika tetangga sedang bergembira.
- Menjenguknya tatkala sakit.
- Berta’ziyah ketika ada keluarganya yang
meninggal.
- Menolongnya ketika memohon pertolongan.
- Memberikan nasehat dalam berbagai urusan
dengan cara yang ma’ruf dan lain-lain.
DOSA
BESAR DAN DOSA KECIL
Pengertian dosa sebagaimana
dalam musnad imam ahmad adalah :
اَلِاثمُ مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ
وَكَرِهْتَ اَنْ يَطْلِعَ النَّاسُ عَلَيْهِ
Artinya: yang dinamakan
dosa adalah sesuatu yang terasa menggelisahkan jiwamu dan kamu merasa enggan
sesuatu itu dilihat orang lain.
DOSA-DOSA
BESAR
Mengenai
jumlah dosa-dosa besar ini, berdasarkan hadis terdapat tujuh macam dosa
besar. Dan dari hadis yang lain pula tiga diantaranya adalah yang terbesar.
Tetapi masih banyak hadis shahih yang membicarakan dosa-dosa besar ini lebih
dari tujuh macam.
Terdapat satu hadis yang diriwayatkan oleh
Abdullah bin Abbas, ia menceritakan bahwa Rasulullah ditanya seseorang mengenai
dosa-dosa besar : apakah jumlahnya hanya tujuh macam ? Rasulullah menjawab :
dosa besar itu ada tujuh macam (dalam riwayat lain disebutkan sampai tujuh
ratus macam perbuatan yang dianggap dosa besar).
MENYEKUTUKAN ALLAH
حديث انس رضي الله عنه قال سئل رسول الله صلى
الله عليه وسلم عن الكبائر قال : الاشراك بالله وعقوقالوالدين وقتل النفس وشهادة
الزور. اخرجه ابخارى
Artinya :
hadis anas r.a. dimana ia berkata, “Rasulullah saw ditanyatentang dosa-dosa
besar, kemudian beliau menjawab. Mempersekutukan Allah, durhaka kepada kedua
orang tua, membunuh jiwa (manusia), dan saksi palsu.”
Albukhori
mentarjihkan hadis ini dalam “kitab persaksian” bab tentang apa yang
dikatakan dalam saksi palsu.
Penjelasnnya: Dalam hadis diatas diterangkan
empat macam dosa besar yaitu. Menyekutukan Allah, durhaka pada orang tua,
membunuh jiwa manusia tanpa hak dan menjadi saksi palsu.
Musyrik (mempersekutukan Allah)
Mempersekutukan
Allah atau syirik dikategorikan dosa paling besar yang tidak akan diampuni oleh
Allah SWT. Orang yang syirik diharamkan untuk masuk surga, sebagai mana firman
Allah SWT.
انه من يشرك باالله فقد حرم الله عليه الجنة
ومأوىه النار.... (المائده: 72 )
Artinya:
“Sesungguhnya orang yang menyekutukan Allah maka pasti Allah mengharamkan surga
baginya dan ia ditempatkan di dalam neraka, (Q,S. Alma’idah:72)
Durhaka
kepada kedua orang tua
Maksudnya
adalah tidak berbakti kepada keduanya. Setiap anak wajib berbakti ke]ada kedua
orang tuanya sesuai kemampuannya. Rasulullah SAW bersabda :
رضى الله فى رضى الوالدين وسخط الله فى سخط الوالدين. (رواه الترمدى
والحاكم بشرط المسلم)
Artinya: “keridaan Allah itu
terletak pada keridaan kedua ibi bapaknya dankemurkaan Allah itu terletak pada
kemurkaan kedua ibu bapak pula” (HR. Tirmidi, Hakim, dengan syarat Muslim)
Membunuh
Maksud membunuh dalam pembahasan ini adalah
membunuh jiwa yang diharam-kan tanpa hak dengan sengaja. Orang yang berbuat
seperti itu akan dimasukan ke neraka jahannamdan kekal di dalamnya. Sabagaimana
firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 93 yang artinya: barang siapa yang
membunuh orang beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka jahannam,
ia kekal didalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta
menyediakan azab yang besar baginya.
Saksi palsu
Imam An-nawawi di dalam kitab Riyadus
shalihin mencantumkan “bab larangan
memberikan kesaksian palsu” penulis menjelaskan bahwa kesaksian palsu adalah
seseorang yang memberikan kesaksian suatu peristiwa yang ia ketahui, tetapi
bertentangan dengan kenyataannya. Seseorang memberikan kesaksian sebuah
kejadian dan ia tidak mengetahui kesaksiannya sesuai dengan fakta sebenarnya
atau justru bertentangan dengan fakta sebenarnya.
TUJUH MACAM DOSA BESAR
Riwayat hadis :
عن ابى هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم
قال اجتنبوا السبع الموبقات قالو يا رسول الله وما هن قال الشرك باللهولسحر وقتل
النفس التى حرم الله الا بالحق واكل البا واكل مال اليتيم والتولييوم الزحف وقذف
المحصنات المؤمنات الغافلات
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi
SAW. Beliau bersabda : hindarilah tujuh macam dosa yang merusakkan. Para sahabat
bertanya : wahai Rasulullah. Apakah tujuh dosa itu ? Nabi menjawab : yaitu
menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan cara yang benar, makan
riba’, makan harta anak yatim, lari dari medan pertempuran, dan menuduh zina
pada perempuan yang mukmin yang baik-baik terhindar dari zina. (HR. Bukhori).
Penjelasannya: kebaikan itu memiliki
tingkatan yang berbeda-beda demikian juga halnya dengan kejahatan dan dosa.
Kebaikan apa saja yang mempunyai manfaat besar, maka pahalanya disisi Allah
akan besar juga.sedangkan kebaikan yang manfaatnya lebih rendah, maka pahalanya
pun seimbang dengan kebaikan tersebut. Sebaliknya, besar yang membinasakan dan
siksanya pun lebih berat.
PENTINGNYA KEJUJURAN
عن النواس بن سمعان رضي الله عنه عنالنبي صلى
الله عليه وسلم قال : البر حسن الخلق والاثم ما حاك في صدرك وكرهت ان يطلع عليه
الناسز(رواه مسلم فكتابالبر والصلة باب تفسير البر والاثم)
Artinya : “diriwayatkan dari Nawwas bin
sam’an ra, dari Nabi SAW. Belliau
bersabda: “kebajikan adalah akhlak terpuji, sedangkan dosa adalah apa
yang mengganjal dalam jiwamu dan engkau tidak suka apabila hal itu diletahui manusia. (HR. Muslim dalam kitab
al-Birr wa al-shillah bab tafsir wa al-its).
وعن عبد الله بن عمر و بن العاصى رضي الله
عنهما قال : لم يكن رسول الله صلى الله عليه وسلم فاحشا ولا متفحشا وكان يقول :
"ان من خياركم احسنكم اخلاقا" (متفق عليه)
Artinya: “Dari Abdillah bin Amr bin al-Ash
r.a, ia berkata,” Rasulullah SAW bukanlah orang yang buruk akhlaknya dan bukan
pula orang yang suka melakukan perbuatan keji. Beliau bersabda: “sesungguhnya
orang yang paling baik diantaramu adalah orang yang paling baik akhlaknya”.
(HR. Bukhori Muslim).
Penjelasannya: Rasulullah saw adalah figure
yang menjadi uswah orang-orang yang beriman akhlak dan peranghainya yang
menjadi suri tauladan bagi semua manusia dimuka bumi ini. Beliau memiliki
akhlak paling mulia dan merupakan implementasi syari’ah dan adab-adab yang ada
dalam al-Qur’an. Oleh karena itu Allahmemberikan sanjungan kepada beliau dalam
al-Qur’an ayat 4 yang berbunyi :
وَأِنّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu memiliki budi
pekerti yang agung”. (QS. Al-Qolam: 4)
Untuk itu Rasulullah saw selalu membimbing
ummatnya agar berprilaku yang baik. Dalam hadis riwayat Nawwas bin Sa’an,
Rasulullah saw. Mendefinisikan kebajikan dengan “akhlak yang terpuji”.
Kebajikan itu memiliki dua pengertian :
1. menjalin sosial dengan sesama manusia dan
berbuat baik kepada mereka.
2.
semua amal perbuatan yang menjadi bagian dari wujud ketaatan kepada Allah, baik
lahir maupun batin.
KORELASI KEJUJURAN DAN KEBAIKAN
حديث عبدالله بن مسعود رضي الله عنه عن النبي صلى
الله عليه وسلم قال : ان الصدق يهدي الى البر وان البر يهدي الى الجنة وان الرجل
ليصدق حتى يكون صديقا. وان الكذب يهدي الى الفجوروان الفجور يهدي الى النار. وان
الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذابا. (احرج البخارى فى كتاب الادب)
Artinya: “Hadis Abdullah bin Mas’ud r.a.
dari Nabi saw, beliau bersabda: “sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada
kebaikan, dan kebaikan itu menuju jalan ke surge. Seorang laki-laki sungguh dia
seorang yang jujur sehingga menjadi seorang yang shiddik (bener-benar jujur).
Adapun kebohonga membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa kepada
neraka. Sesungguhnya seseorang yang berlaku dusta sehingga dia mendapat
(sebutan) sebagai pendusta disisi Allah”. (ditakhrij oleh Al-Bukhari dalam kitab
al-adab).
Penjelasannya. Sifat sidik merupakan salah
satu sifat yang akan melahirkan kebaikan. Dengan kebaikan itu seseorang akan
merasa aman, damai, dan tentram. Allah SWT. Memberikan baginya syurga sebagai
tempat kembali.
Lafaz shidik dipergunakan dalam enam makna,
yaitu:
- الصدق فى الية,
shidik dalam niat dan kemauan. Artiya adalah keikhlasan.
- الصدق فى السان,
shidik dalam perkataan
- الصدق فى العزم,
shidik dalam azam (tekad).
- الصق فى الوفاء,
shidik dalam menunaikan tekad.
- الصدق فى الا عمال,
shidik dalam amal.
- الصدق فى المقامات,
shidik dalam merealisasikan maqam agama.
ORANG JUJUR MENDAPATKAN
JAMINAN PERTOLONGAN ALLAH
Riwayat hadis:
عن ابى هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من اخذ
اموال الناس يريد اداءها ادى الله عنه, ومن احذها يريد ائلافها ائلفه الله. (رواه
البخارى وابن ماجه غيرهما)
Artinya: Dari Abi Hurairah r.a dari Nabi
saw, beliau bersabda “barang siapa orang yang mengambil benda sesamanya dan dia
berniat akan mengembalikannya, maka Allah akan memberikan pertolongan untuk
mengembalikannya. Barang siapa yang men-gambilnya (satu benda) dan hendak
membinasakannya” (HR, Bukhori, Ibnu Majah, dan yang lainnya)
Penjelasannya. Dalam kehidupan sehari-hari
tidak ada manusia yang hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu
membutuhkan peran serta orang lain dalam mewujudkan keinginan sekalipun secara
financial sudah cukup.
Kandungan / intisari hadits
- Anjuran untuk selalu berniat baik dalam
setiap prilaku. Orang yang berlaku jujur akan diberikan kemudahan dan mendapat pertolongan
Allah.
- Itikad buruk sebagai awal prilaku tercela
dan mmenjadi sebab murka Allah bagi pelakunya.
- Sikap jujur sebagai sikap orang beriman, sebaliknya
prilaku curang sebagai penghianatan atas keimanan yang membawa kerugian dan
kebinasaan.
- Allah SWT. Memberikan jaminan pertolongan
bagi setiap hamba yang memiliki sikap jujur, termasuk jujur untuk memgembalikan
utang manusia terhadap sesamanya.
HADITS TENTANG BURUK SANGKA
حديث أبى هريره رضي الله عنه‘ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:
أياكم والظن‘ فان الظن اكذب الحديثز ولا تحسسوا؛ ولا تجسسوا؛ ولا تنجسوا؛ ولا
تحاسدوا؛ ولا تباغضوا؛ ولا تدابروا. وكونوا عباد الله أخوانا.
Artinya
:
Abuhurairah r.a. berkata: Rasulullah
saw.bersabda: jauhilah oleh kalian dari prilaku prasangka, sebab prasangka itu
sedusta-dustanya cerita (berita), dan jangan menyelidiki, dan jangan memata-matai (mengamati) orang lain, jangan
saling dengki, jangan tanajusy, jangan saling membenci, jangan saling
membelakangi, dan jangan pula sebagian kalian menjual diatas jual beli sebagian
yang lain, serta jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. (HR. Bukhori
Muslim).
Intisari
hadits.
Didalam Al-qur’an dan Hadits
disebutkan Allah dan Rasul-Nya melarang manusia untuk buruk sangka, saling
menipu, mencari kesalahan orang lain, saling membenci, saling bertolak belakang
(bermusuhan). Sebagai hamba yang bersaudara, kita dianjurkan untuk hidup rukun
dan saling menyayangi.
HADITS TENTANG GHIBAH DAN BUHTAN
وعن ابي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:
(اتدرون ما الغيبه؟ قالوا: الله اعلم ورسوله اعلم قال: ذكرك اخاك بما يكره قيل :
ارايت ان كان فى اخى ما اقول؟ قال: ان كان فيه ما تقول فقد اغتبته وان لم تكن فقد
بهته ) اخرجه مسلم
Terjemahan.
Dari Abi Hurarah r.a, bahwa Rasulullah
saw bersabda: ‘Tahukah kalian apa itu ghibah. “mereka menjawab: Allah dan
Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: “yaitu engkau menceritakan
saudaramu apa yang tidak ia suka. “Ada yang bertanya: bagaimana jika apa yang
aku katakana benar-benar ada pada saudaraku?. Beliau menjawab. Jika padanya
memang ada apa yang engkau katakana maka engkau telah mengumpatnya dan jika
tidak maka engkau telah membuat kebohongan atasnya.” (Riwayat Muslim)
Penjwlasan
(syarah) hadits
Ghibah adalah membicarakan orang lain
sehingga ia tidak senang karenanya. Sedangkan buhtan artinya sama dengan
memfitnah, yaitu membicarakan keburukan orang lain padahal ia tidak
melakukannya.
HADITS TENTANG BERBUAT BOROS
وعن ابى كريمه المقداد بن معد يكرب رضي
الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ما ملأ آدمي وعاء شرا من
بطن؛ بحسب ابن آدم اكلات يقمن صلبه. فان كان لامحالة فثلث لطعامه وثلث لشرا به
وثلث لنفسه (رواه الترمدى وقال حديث حسن صحيح)
Terjemahan.
“Dari Abu Karimah al-Miqdad bin Ma’dikarib ra. Berkata: Saya mendengar
Rasulullah SAW. Bersabda, tidaklah lebih berbahaya seseorang itu memenuhi suatu
bejana melebihi bahayanya memenuhi
perut. cukuplah bagi anak adam beberapa suap makanan yang dapat
menegakkan tuilang punggungnya. Dan seandainya ia tidak mampu berbuat seperti
itu, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya
untuk nafasnya.
Penjelasannya: Hadits ini memerintahkan
untuk hidup hemat (bersahaja) sekaligus mengandung makna larangan
berlebih-lebihan karena pada hakekatnya hidup itu untuk beribadah. Adapun
hal-hal yang bersifat keduniaan itu adalah sebagai penunjang untuk
terlaksananya ibadah itu sendiri, walaupun kadangkala perkara duniawi itu bisa
menjadi amal akhirat, begitu pula sebaliknya.
TATA PERGAULAN
Larangan
Berduaan Tanpa Muhrim
Riwayat hadits
وعن ابن عباس رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم
يخطب ويقول : لا يخلون رجل بامرأة الا ومعها ذو محرم؛ ولا تسافر المرأة الا مع ذي
محرم؛ فقام رجل فقال : يا رسول الله ان امرأتي خرجت حاجة واني اكتتبت في غزوة كذا
وكذا؛ فقال : انطلق فحج امرأتك (متفق عليه واللفظ لمسلم).
Artinya:
Dari Ibnu Abbas r.a ia berkata. “saya
mendengar Rasulullah saw., bersabda ketika beliau berkhutbah: “janganlah
sekali-kali seorang lelaki menyepi (berduaan) denga seorang perempuan kecualu
disertai mahramnya; dan janganlah seorang perempuan bepergian kecuali beserta
mahramnya. Maka, berdirilah seorang lelaki, lalu berkata: Wahai Rasulullah,
sesungguhnya istriku pergi berhaji, sedangkan aku ditugaskan untuk perang ini
dan perang itu. Kemudian beliau bersabda, “Pergilah kamu serta berhajilah
bersama istrimu”. (HR. Bukhori Muslim dan redaksi hadits menurut riwayat
muslim)
INTISARI HADITS
1. Larangan untuk berduaan antara lelaki dan
perempuan yang bukan
muhrimnya
2. anjuran bagi perempuan untuk disertai
muhrimnya pada saat bepergian.
3. Mendampingi istri harus didahukan daripada
mengikuti perang.
Sopan Santun dan Duduk di
Jalan
Riwayat Hadits
وعن ابي سعيد الخدري رضي الله عنه قال: قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم اياكم والجلوس على الطرقات؛ قالوا : يا رسول الله ما
لنا بد من مجالسنا نتحدث فيها قال : فاما اذا ابيتم فاعطوا الطريق حقه. قالوا :
وما حقه ؟ غض البصر وكف الاذى ورد السلام والمر بالمعروف والنهي عن المنكر (متفق
عليه).
Artinya:
Dari Abu Sa’id al-Khudri r.a ia
berkata: Rasulullah saw bersabda: “
jauhilah dirimu untuk suka duduk-duduk di jalan”. Mereka (para sahabat)
ber-kata: “wahai Rasulullah tidak ada pada kami bagian tempat duduk (tempat)
kami berbincang-bincang disana. (beliau) bersabda: “jika kalian menolak
(nasihat ini), berikanlah hak bagi (pengguna jalan) adalah memejamkan
pandangan, tidak mengganggu, menjawab salam, menyuruh kebaikan dan melarang
kedmungkaran”. (HR. Bukhori Muslim)
Intisari
hadits
1. anjuran untuk berlaku sopan dudk di jalan
dengan menjaga hak-hak pengguna jalan.
2. hak-hak pengguna jalan yaitu terpelihara
dari pandangan yang tidak enak, tidak disakiti, dajawab salamnya, serta diajak
kepada kebaikan, dan dilarang melakukan kemungkaran
Menyebarluaskan Salam
وعن عبد الله بن سلام رضي الله عنه قال :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :يا ايها الناس افشوا السلام وصلوا الارحام واطعموا
الطعام وصلوا با لليل والناس نيام؛ تدخلوا الجنة بسلام (احرجه الترمدي وصححه).
Artinya
Dari Abdullah bin Salam r.a
iaberkata:Rasulullah saw,bersabda: “Wahai manusia sebarkanlah kalimat salam,
hubungkanlah silaturrahmi, berikanlah makanan (kepada orang lain), shalatlah
dimalam hari (tahajud) pada saat orang-orang tidur (lelap), (tentulah) kalian
akan masuk surga dengan (penuh) kesela-matan”. (HR. Turmudzi dan ia menshahihkannya)
Penjelasan
/ syarah hadits
Dalam hadits diatas, Rasulullah saw.
Menganjurkan ummatnya untuk melaksanakan empat hal yang dapat membawa
pelaakunya kepada keridaan Allah serta mendapatkan pahala surge. Empat hal
tersebut adalah.
1. menyebarluaskan salam
2. Menjalin silaturrahmi. Menurut Quraish
Shihab, makna ukhuwah yaitu “persaman” yang tercermin dalam empat hal sebagai
berikut.
- Ukhuwah fi al-Ubudiyah
- Ukhuwah fi al-Insaniyah
- Ukhuwah fi al-Wathaniyah
- Ukhuwah fi din al-islam
3.
Memberikan
makanan
4.
Shalat
sunnah dimalam haari
PERSAUDARAAN SESAMA MUSLIM
Riwayat
Hadits
وعن عبدالله بن عمر رضي الله عنه قال : قال رسول
الله صلى الله عليه وسلم : المسلم اخو المسلم لايظلمه ولا يسلمه ومن كان فى حاجة
اخيه كان الله فى حاجته ومن فرج عن مسلم كربة فرج الله كربة من كرب يوم القيامة
ومن ستر مسلما ستره الله يوم القيامة (اخرجه البخاري ومسلم وابوداود والنسائ وقال
: حسن صحيح)
Terjemahan
Dari
Abdullah bin Umar r.a ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “seorang mus-lim itu
adalah saudara muslim yang lainnya, tidak boleh mendzoliminya, dan tidak boleh
membiarkan dalam kebinasaan. Barang siapa yang memenuhi hajat saudaranya, maka
Allah memenuhi hajatnya. Barang siapa melepaskan kesusahan seorang muslim, maka
Allah melepaskan segala kesulitannya di hari kiamat. Barang siapa menutup malu
(aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi malunya di hari kiamat.
(ditakhrij oleh al-Bukhari, Muslim, Abu D aud, dan an-Nasa’I serta at-Turmudzi.
Dia berkata : (hadits tersebut adalah hasan shahih).
Penjelasannya:
Dalam
kehidupan didunia ini, tidak terlepas dari berbagai masalah kehidupan. Semua
masalah tersebut harus dihadapi dengan penuh kesabaran dan tawakal.
Problematika kehidupan yang dihadapi setiap manusia berbeda-beda dilihat dari
tingkat kesulitan dan kemudahannya. Diantara masalah itu ada yang sangat sulit
dihadapi, ada pula yang mudah untuk diselesaikannya. Berbagai bentuk bantuan
yang dapat dila-kukan seseorang terhadap orang lain yang mengalami kesulian
diantaranya.
- Menolong dari kedzoliman.
- Memberikan bantuan materil.
- Menjenguk atau mengobati orang sakit.
MEMELIHARA
SILATURRAHIM
Riwayat
hadits
وعن انس بن مالك رضي الله عنه قال : سمعت
رسولالله صلى الله عليه وسلم يقول : من سره ان يبسط له رزقه؛ او ينسأ له فى اثره
فليصل رحمه (خرج البخارى فى كتاب البيوع)
Artinya:
Hadits
Anas bin Malik r.a ia berkata: saya mendengar arasulullah saw; bersabda: barang
siapa yang bergembira, maka akan diluaskan rijki-rijkinya, dan akan ditunda
ajalnya. Maka sambungkanlah tali silaturrahim. (ditahrij oleh al-Bukhori dalam
al-Buyu’)
Penjelasannya: Upaya manusia menjaga
hubungan silaturrahim merupakan sesuatu yang sangat mulia. Karena dengan
menjalin hubungan silaturrahim banyak manfaat yang akan diperoleh. Diantaranya
sebagai berikut:
a.
mempererat
persaudaraan.
b.
menyelesaikan
masalah.
c.
menambah
rijki.
d.
dapat
memperpanjang usia.
e.
menyambung
tali silaturrahim.
LARANGAN
MEMUTUSKAN SILATURRAHIM
Riwayat
hadits
حديث ابى ايوب الانصارى ان رسول الله صلى
الله عليه وسلم قال: لايحل لرجل ان يهجر اخاخ فوق ثلاث ليال؛ يلتقيان فيعرض هذا؛
وخيرهما الذي يبدأ بالسلام (احرخه البخاري فى كتاب الادب)
Artinta:
Hadits abi Ayub al-Ansori bahwa rasulullah saw bersabda: tidak halal bagi
seseorang untuk memutuskan hubungan (berdiam diri) dengan saudaranya lebih dari
tiga malam yang keduanya saling ketemu kemudian dia berpaling dari saudaranya
dan saudaranya berpaling (menjauh) darinya. Yang paling baik diantara keduanya
adalah yang memulai mengucapkan salam (lebih dahulu). (ditakhrij oleh
al-Bukhori dalam kitab al-adab)
Penjelasannya: Begitu
pentingnya menjalin hubungan silaturrahim antara ses-ama dalam kehidupan ini
sehingga rasululloh saw melarang umatnya untuk memutuskan silaturrahim
tersebut, begitu juga dengan anggota keluarga harus dijaga dengan baik karena
akibatnya sangat buruk. Walaupun dalam hadits itu menyebutkan larangan
memutuskan hubungan itu sampai tiga hari bukan berarti adanya kebolehan untuk
saling bermusuhan selama tiga hari, tapi itu menunjukan batas waktu maksimal
yang harus dihindari seandainya lebih dari tiga hari itu merupakan perbuatan
yang melamp
Komentar
Posting Komentar