Evaluasi Kurikulum
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
...................................................................................................ii
DAFTAR ISI
................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
............................................................................................
1
A.
Latar
Belakang
....................................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah ...............................................................................................
1
C.
Tujuan
Pembahasan ............................................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
A.
Pengertian
Evaluasi Kurikulum .........................................................................
2
B.
Ruang
Lingkup Evaluasi Kurikulum................................................................... 4
C.
Tujuan,
Fungsi dan konsep ..................................................................................
5
D.
Prinsip-PrinsipEvaluasi
Kurikulum .................................................................... 8
E.
Masalah
dalam Evaluasi Kurikulum Dan cara Penanganannnya ....................... 8
F.
Faktor
Pendukung dalam Evaluasi Kurikulum
.................................................. 10
G.
Pentingnya
Evaluasi Kurikulum
....................................................................... 11
BAB III
PENUTUP .................................................................................................... 12
A.
KESIMPULAN ................................................................................................
12
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 13
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari
tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan
evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum
tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Evaluasi kurikulum
merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik yang
bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup
mikro (actual curriculum) dalam bentuk pembelajaran. Berikut ini adalah tulisan
mengenai evaluasi kurikulum
B.
Rumusan Pembahasan
Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut
:
1.
Apa
pengertian, ruang lingkup, konsep,
tujuan, dan fungsi dari evaluasi kurikulum?
2.
Apa
sajakah prinsip-prinsip evaluasi kurikulum dan prosedur evaluasi kurikulum?
3.
Apasajakah
permasalahan yang dihadapi dalam
evaluasi kurikulum?
4.
Apasajakah
faktor pendukung keberhasilan evaluasi kurikulum?
5.
Seperti
apakah pentingnya evaluasi ?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Mengetahui
pengertian kurikulum, ruang lingkup, konsep, tujuan dan fungsinya.
2.
Mengetahui
prinsuip-prinsip evaluasi kurikulum
3.
Memahami
permasalahan evaluasi kurikulum
4.
Mengetahui
faktor pendukung evaluasi kurikulum dan
kepentingannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi Kurikulum
Untuk mengetahui definisi evaluasi kurikulum perlu diketahui
terlebih dahulu pengertian dari kedua kata tersebut.
Menurut Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 evaluasi adalah proses
penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk
membuat keputusan tentang suatu program.
Menurut Rutman and Mowbray 1983, evaluasi adalah penggunaan metode
ilmiah untuk menilai implementasi dan
outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan.
Menurut Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode
penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan
efektifitas suatu program.
Menurut Hamid Hasan, evaluasi adalah suatu proses pemberian
pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan.[1]
Dari
definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan
prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan
efektifitas suatu program.
Ada dua pokok yang
menjadi karakteristik evaluasi, yaitu:
1. evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan. Tindakan tersebut dilakukan
untuk memberi makna atau nilai sesuatu. Dengan demikian evaluasi bukanlah hasil
atau produk;
2. evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Artinya berdasarkan
hasil pertimbangan evbaluasi apakah sesuatu itu mempunyai niai atau tidak.
Dengan kata lain evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai.
Sedangkan pengertian kurikulum adalah
1.
Seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu tertera dalam UU No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 19.
2.
Seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang
digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan di bidang Kesehatan).[2]
Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan.
Selanjutnya
dari pengertian evaluasi dan kurikulum diatas dapat kita simpulkan bahwa pengertian
evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat,
kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau
evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan
data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang
sedang berjalan atau telah dijalankan atau dapat disimpulkan juga suatu proses
evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau
ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual
curriculum) dalam bentuk pembelajaran. kurikulum merupakan suatu proses
pertimbangan untuk memberi nilai dan arti terhadap suatu kurikulum tertentu.
Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan
penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik,
menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan
penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan,
menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai
kurikulum apakah akan direvisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki
tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu mengumpulkan, menganalisis dan
menyajikan data untuk menguji teori atau membuat teori baru.
B.
Ruang Lingkup Evaluasi Kurikulum
Ruang lingkup Evaluasi kurikulum ini mencakup keseluruhan kurikulum
atau masing-masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode
pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut.
Ruang lingkup kurikulum juga
dapat
dipandang dari dua sisi. Sisi pertama kurikulum sebagai suatu program
pendidikan atau kurikulum sebagai suatu dokumen, dan sisi kedua kurikulum
sebagai suatu proses atau kegiatan.[3]
1.
Evaluasi kurikulum sebagai suatu program atau
dokumen
Sebagai Suatu program
atau dokumen, kurikulum memiliki beberapa komponen pokok, yaitu tujuan pendidikan
yang ingin dicapai, isi atau materi kurikulum itu sendiri, strategi
pembelajaran yang direncanakan, serta rencana evaluasi keberhasilan. Beberapa kriteria yang dapat diajukan untuk
menilai implementasi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Apakah tujuan setiap mata pelajaran itu berhubungan dan diarahkan untuk
mencapai tujuan lembaga sekolah yang bersangkutan?
b. Apakah isi atau materi kurikulum sesuai atau dapat mendukung pencapaian
tujuan seperti yang telah ditetapkan?
c. Apakah isi atau materi kurikulum sesuai dengan perkembangan zaman?
d. Apakah strategi pembelajaran yang dirumuskan sesuai dan dapat mendukung
untuk keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan?
e. Apakah program evaluasi relevan denga tujuan yang ingin dicapai?
f. Apakah program evaluasi yang direncanakan mudah dipahami oleh guru?
2.
Evaluasi pembelajaran
sebagai implementasi kurikulum
Telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa kurikulum sebagai suatu dokumen memiliki keterkaitan yang
tidak terpisahkan dengan implementasi dokumen tersebut dalam kegiatan
pembelajaran. Walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda, akan tetapi sama
pentingnya. Dengan demikian, sisi kedua dari kurikulum adalah pelaksanaan atau
implementasi kurikulum itu sendiri. Beberapa kriteria yang dapat diajukan untuk
menilai implementasi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Apakah implementasi kurikulum yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan
program yang direncanakan?
b. Sejauh mana siswa dapat berpartisipasi aktif
dalm proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai?
C.
Tujuan evaluasi kurikulum
1.
Untuk
perbaikan program
2.
Sebagai
bentuk pertanggung jawaban kepada berbagai pihak
3.
Untuk
menentukan tindak lanjut hasil pengembangan
Selain itu terdapat tujuan- tujuan yang lain diantaranya
1. Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan dan pengembangan suatu kurikulum
sebagai masukan bagi pengambilan keputusan.
2. Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum.
3. Mengembangkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan
dalam upaya perbaikan kurikulum.
4. Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum dan pelaksanaan
suatu kurikulum.[5]
D. Fungsi Evaluasi kurikulum
1. Menurut Tyler ialah untuk memperbaiki kurikulum (melalui hasil belajar
evaluasi produk).
2. Menurut Cronbach yaitu untuk
memperbaiki kurikulum dan memberi penghargaan.
3. Menurut Scriven ialah untuk mengurangi kekurangan-kekurangan yang ada.
Namun disini Scriven
membedakan evaluasi kurikulum dalam 2 fungsi yakni Fungsi Formatif dan Fungsi
Sumatif
a. Fungsi Formatif adalah dilaksanakan
apabila kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu dari
kurikulum yang sedang dikembangkan
b. Fungsi Sumatif adalah dilaksanakan
apabila kurikulum telah dianggap selesai pengembangannya (evaluasi terhadap
hasil kurikulum).[6]
E.
Konsep-konsep evaluasi kurikulum
1.
Measurement
Konsep measurement
menekankan pada pengukuran perilaku
siswa. Konsep ini juga menekankan terhadap pentingnya objektivitas dalam proses
evaluasi yang dijadikan landasan dalam rangka mengembangkan konsep dan sistem
evaluasi. Pendekatan yang digunakan oleh konsep ini sangat besar pengaruhnya, dimana
Hasil evaluasi kurikulum digunakan dalam berbagai kegiatan pendidikan, seperti
seleksi dan klasifikasi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan
efektivitas antara dua atau lebih metode pendidikan, pemberian nilai di
sekolah, serta kegiatan penelitian
pendidikan.
Objek evaluasinya
dititik beratkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif yang dapat
diukur melalui skor hasil tes. Dengan demikian konsep evaluasi ini terbatas
hanya mengenai hasil belajar yang bersifat kognitif. Padahal hasil belajar yang
bersifat kognitif bukanlah satu-satunya indikator bagi keberhasilan suatu
kurikulum. Kurikulum diharapkan dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada
pada diri siswa.
2. Congruence
Konsep congruence merupakan
pemeriksaan kesesuaian antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai,
untuk melihat sejauhmana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Dengan demikian yang menjadi perhatian konsep
ini adalah hubungan antara tujuan dan hasil belajar dengan tujuan untuk
mengkaji efektivitas kurikulum yang sedang dikembangkan. Dengan mengkaji
efektivitas kurikulum dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, hal
ini akan memberikan balikan kepada pengembang kurikulum tentang tujuan-tujuan
mana yang sudah dan belum dicapai. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka
penyempurnaan program, bimbingan pendidikan, dan pemberian informasi kepada
pihak-pihak di luar pendidikan. Objek evaluasi dititikberatkan pada hasil
belajar dalam bentuk kognitif, psikomotorik maupun sikap. Pelaksanaan evaluasi
konsep ini terjadi pada saat kurikulum sudah selesai dilaksanakan. Informasi
yang dihasilkan berupa tujuan-tujuan mana yang telah dan yang belum dapat
dicapai.
3.
Illumination
Konsep illumination yaitu studi mengenai
pelaksanaan program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan dan kelemahan
program, serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi
lebih didasarkan pada judgement (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan
untuk penyempurnaan program. Objek evaluasi mencakup latar belakang dan
perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar, dan
kesulitan-kesulitan yang dialami.
Konsep illumination menekankan
pentingnya dilakukan evaluasi yang berkelanjutan selama proses pelaksanaan
kurikulum yang sedang berlangsung. Konsep ini tidak menekankan pentingnya
evaluasi terhadap bahan-bahan yang disusun dalam tahap perencanaan. Dengan kata
lain, evaluasi ini lebih berorientasi pada proses dan hasil yang dicapai oleh
kurikulum yang bersangkutan.
4. Educational System Evaluation
Konsep ini ditekankan
pada peranan kriteria dalam proses evaluasi yang memberikan ciri khas bagi
kegiatan evaluasi. Tanpa kriteria kita tidak akan dapat menghasilkan suatu
informasi yang menunjukkan ada tidaknya kesenjangan, sedangkan informasi
semacam inilah yang diharapkan dari hasil evaluasi. Sehubungan dengan ruang
lingkup evaluasi, konsep ini mengemukakan perlunya evaluasi itu dilakukan
terhadap berbagai dimensi program, tidak hanya hasil yang dicapai, tapi juga
input dan proses yang dilakukan. Objek model evaluasi ini mencakup input
(bahan, rencana, peralatan), proses, dan hasil yang dicapai. Hasil evaluasi
diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara
keseluruhan. [7]
F. Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum Umum dan PAI
1. Tujuan tertentu, artinya setiap program evaluasi kurikulum terarah dalam
mencapai tujuan yan telah ditentukan secara jelas dan spesifik. Tujuan itu pula
yang mengarahkan berbagai kegiatan dalam proses pelaksanaan evaluasi kurikulum
2. Bersifat obyektif, artinya berpijak pada keadaan yang sebenarnya, bersumber
dari data yang nyata dan akurat, yang diperoleh melalui instrument yang handal
3. Bersifat komprehensip, mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat
dalam ruang lingkup kurikulum. Seluruh komponen kurikulum harus mendapat
perhatian dan pertimbangan secara seksama sebelum dilakukan pengambilan
keputusan
4. Koopratif dan bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan
keberhasilan suatu program evaluasi kurikulum merupakan tanggung jawab bersama
pihak-pihak yang terlibat dalamproses pendidikan seperti guru,
kepala sekolah, orang tua bahkan siswa dan sebagainya
5. Efisien, kkhususnya dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan peralatan
yang menjadi unsur penunjang. Oleh karena itu, harus diupayakan agar hasl
evaluasi lebih tinggi, atau paling tidak berimbang dengan mateeril yang
digunakan
6. Berkesinambungan. Hal ini diperlukan mengingat tuntutan dari dalam dan luar
sekolah, yang meminta diadakannya perbaikan kurikulum[8]
G. Masalah dalam Evaluasi Kurikulum
Norman dan Schmidt 2002 [9]
mengemukakan ada beberapa kesulitan dalam penerapan evaluasi kurikulum , yaitu
:
1. Kesulitan dalam pengukuran
2. Kesulitan dalan penerapan randomisasi dan double blind
3. Kesulitan dalam menstandarkan intervensi dalam pendidikan.
4. Pengaruh intervensi dalam pendidikan mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain sehingga pengaruh intervensi tersebut seakan-akan lemah.
Jika dianalisa, masalah tersebut timbul karena beberapa faktor
a. Dasar teori yang digunakan dalam evaluasi kurikulum lemah, sehingga akan
mempengaruhi evaluasi kurikulum tersebut. Ketidakcukupan teori dalam mendukung
penjelasan terhadap hasil intervensi
suatu kurikulum yang dievaluasi akan membuat penelitian (evaluasi
kurikulum) tidak baik.
b. Ditemukannya kesulitan dalam menerapkan metode blinded karena tidak
memungkinkan untuk dilakukan blinded dalam melakukan intervensi pendidikan.
Dengan tidak adanya blinded maka subjek penelitian mengetahui bahwa
mereka mendapat intervensi atau perlakuan sehingga mereka akan melakukan dengan
serius atau sungguh-sungguh. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan bias dalam
penelitian evaluasi kurikulum
c. Kesulitan melakukan penelitian evaluasi kurikulum dengan metode randomisasi
dapat disebabkan karena subjek penelitian yang akan diteliti sedikit atau
kemungkinan hanya institusi itu sendiri yang melakukannya.
d. Kesulitan dalam menstandarkan intervensi yang dilakukan/kesulitan dalam
menseragamkan intervensi. Dalam dunia pendidikan sulit sekali untuk
menseragamkan sebuah perlakuan cotohnya penerapan PBL yang mana memiliki
berbagai macam pola penerapan.
e. Kesulitan mencari alat ukur evaluasi pendidikan merupakan salah satu
komponen utama yang tidak dapat dipisahkan dari rencana pendidikan. Namun perlu
dicatat bahwa tidak semua bentuk evaluasi dapat dipakai untuk mengukur
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan
f. Penggunaan Perspektif kurikulum yang berbeda sebagai pembanding. Postner mengemukakan ada lima perspektif dalam kurikulum yaitu traditional,
experiential, Behavioral, structure of discipline dan constructivist.[10] Masing-masing perspektif ini memiliki tujuannya masing-masing. Dalam
melakukan evaluasi kurikulum kita harus mengetahui perspektif kurikulum yang
akan dievaluasi dan perspektif kurikulum pembanding.
H.
Faktor Pendukung Keberhasilan Evaluasi kurikulum
Implementasi
kurikulum akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sifatnya internal
di lingkungan sekolah, ataupun faktor eksternal di luar sekolah.
Secara umum beberapa faktor pendukung evaluasi kurikulum tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Kepemimpinan dan Manajemen sekolah yang baik.
Evalusi
kurikulum akan berhasil jika ditopang oleh kemampuan profesional Kepala Sekolah
dalam memimpin dan mengelola sekolah secara efektif dan efisien, serta mampu
menciptakan iklim organisasi di sekolah yang kondusif untuk proses belajar
mengajar.
2. Kondisi sosial, ekonomi, dan apresiasi masyarakat terhadap
pendidikan.
Faktor
eksternal yang akan turut menentukan keberhasilan evaluasi kurikulum adalah
kondisi tingkat pendidikan orang tua siswa dan masyarakat. Kemampuan dalam
membiayai pendidikan, serta tingkat apresiasi dalam mendorong anak untuk terus
belajar.
3. Dukungan Pemerintah.
Faktor ini
sangat menentukan efektivitas suatu evaluasi kurikulum dilaksanakan terutama
bagi sekolah yang kemampuan orang tua/masyarakatnya relatif belum siap
memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan pendidikan. Alokasi dana
pemerintah (APBN, APBD) dan pemberian kewenangan dalam pengelolaan sekolah
menjadi penentu keberhasilan.
4. Profesionalisme.
Faktor ini
sangat strategis dalam upaya menentukan mutu dan kinerja sekolah. Tanpa
profesionalisme kepala sekolah, guru, dan pengawas akan sulit dicapai PBM yang bermutu tinggi serta prestasi
siswa.
Dari faktor-faktor pendukung tersebut, maka dapat terlihat bahwa keberhasilan suatu evaluasi kurikulum akan berdampak pada aspek ketiga faktor tersebut dalam kerangka dua sudut pandnag yaitu masalah sumber daya manusia dan masalah sistem. Masalah sistem, hasil evaluasi yang didukung oleh faktor-faktor tersebut memungkinkan munculnya sistem yang demokratis dna teruka. Sedangkan dari sudut SDM hasil dari evaluasi kurikulum memungkinkan dihasilkannya kualitas dan sebaran informasi dari para ahli pengembangan kurikulum secara merata dan seimbang.
Dari faktor-faktor pendukung tersebut, maka dapat terlihat bahwa keberhasilan suatu evaluasi kurikulum akan berdampak pada aspek ketiga faktor tersebut dalam kerangka dua sudut pandnag yaitu masalah sumber daya manusia dan masalah sistem. Masalah sistem, hasil evaluasi yang didukung oleh faktor-faktor tersebut memungkinkan munculnya sistem yang demokratis dna teruka. Sedangkan dari sudut SDM hasil dari evaluasi kurikulum memungkinkan dihasilkannya kualitas dan sebaran informasi dari para ahli pengembangan kurikulum secara merata dan seimbang.
I.
Pentingnya evaluasi kurikulum
Pentingnya
Evaluasi kurikulum dilakukan karena hal tersebut dapat menyajikan informasi
mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut
terhadap tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana
informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah
kurikulum tersebut masih dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut
harus diganti dengan kurikulum yang baru.
Evaluasi
kurikulum dapat menyajikan bahan informasi mengenai area – area kelemahan
kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat dilakukan proses perbaikan menuju
yang lebih baik. Evaluasi ini dikenal dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini
biasanya dilakukan waktu proses berjalan. Evaluasi kurikulum juga dapat
menilai kebaikan kurikulum apakah kurikulum tersebut masih tetap
dilaksanakan atau tidak, yang dikenal evaluasi sumatif. Kedua evaluasi tersebut
adalah karakteristik dari evaluasi kurikulum yang tidak dapat dipisahkan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
ü Pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik
tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang
diterapkan.
ü Dua pokok yang menjadi karakteristik evaluasi, yaitu evaluasi
merupakan suatu proses atau tindakan dan evaluasi berhubungan dengan pemberian
nilai atau arti.
ü Ruang lingkup Evaluasi kurikulum mencakup keseluruhan kurikulum
atau masing-masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode
pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut
ü Tujuan evaluasi kurikulum yaitu Untuk perbaikan program, sebagai
bentuk pertanggung jawaban kepada berbagai pihak, untuk menentukan tindak
lanjut hasil pengembangan
ü Scriven membedakan evaluasi kurikulum dalam 2 fungsi yakni Fungsi Formatif
dan Fungsi Sumatif
ü Konsep-konsep evaluasi kurikulum yaitu Measurement, Congruence, Illumination dan Educational System Evaluation
ü Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum Umum dan PAI yaitu Tujuan tertentu,
Bersifat obyektif, Bersifat komprehensip, Koopratif dan bertanggung jawab dalam
perencanaan, Efisien, dan Berkesinambungan.
ü Masalah dalam Evaluasi Kurikulum, menurut Norman dan Schmidt 2002 ada
beberapa kesulitan dalam penerapan evaluasi kurikulum yaitu kesulitan dalam
pengukuran, Kesulitan dalan penerapan randomisasi dan double blind, Kesulitan
dalam menstandarkan intervensi dalam pendidikan, Pengaruh intervensi
dalam pendidikan mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sehingga pengaruh
intervensi tersebut seakan-akan lemah.
ü Faktor Pendukung Keberhasilan Evaluasi kurikulum yaitu Kepemimpinan
dan Manajemen sekolah yang baik, Kondisi sosial, ekonomi, dan apresiasi
masyarakat terhadap pendidikan, Dukungan Pemerintah., Profesionalisme.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan
Hasan, P. D. Evaluasi Kurikulum.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009.
Amin,
Z.E. Basics in Medical Education, World Scientific, Singapore. 2003.
Posner,
G.J. Analyzing The Curriculum. Mc Graw Hill. United States. 2004.
Akademik dan Kemahasiswaan,
2003. Buku II –Kurikulum Program Studi
Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2009.
Hamalik,
Oemar. Dasar-Dasar
Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja rosdakarya. 2009.
http://ahmedjonaedy.blogspot.co.id/2013/03/bab-pendahuluan-latar-belakang.html
http://tekpen07b.blogspot.co.id/2011/01/definisi-tujuan-dan-fungsi-evaluasi.html
http://rohmahsyaidatur.blogspot.com/2015/11/macam-dan-model-evaluasi-kurikulum.html
[1]
Hasan, P. D. Evaluasi Kurikulum. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008)
[2]
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Pembinaan Akademik dan
Kemahasiswaan,(2003). Buku II –Kurikulum Program Studi.
[3] http://ahmedjonaedy.blogspot.co.id/2013/03/babi-pendahuluan-latar-belakang.html
[5]
Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009),
hlm. 42-43.
[6] http://tekpen07b.blogspot.co.id/2011/01/definisi-tujuan-dan-fungsi-evaluasi.html
[7]
http://rohmahsyaidatur.blogspot.com/2015/11/macam-dan-model-evaluasi-kurikulum.html
[9] Amin, Z.E., Eng, K.H., (2003). Basics in Medical Education,
World Scientific, Singapore.
[10] Posner,
G.J., (2004). Analyzing The Curriculum. Mc Graw Hill. United States.
Komentar
Posting Komentar